Industri kepariwisataan
merupakan sektor industri yang berkembang dengan sangat cepat mengikuti arus
globalisasi dan pasar bebas. Industri yang menjual kreativitas salah satunya
industri pariwisata harus mampu berkreasi dan berinovasi guna menghadapi
persaingan pasar. Negara Indonesia juga harus mampu mengemas sektor pariwisata
menjadi lebih menarik agar mampu bersaing dengan negara lain di pasar
internasional.
Dalam era globalisasi dimana antar negara tidak ada
batas, persaingan untuk menarik
wisatawan global akan semakin ketat. Kondisi ini diperparah dengan krisis
keuangan global yang dikhawatirkan
akan menurunkan pasar pariwisata dunia sehingga akan menambah
sulitnya merebut pasar dunia (Esti,
2013: 33). Dengan kenyataan tersebut, tantangan yang dihadapi salah satunya
tentang cara mendatangkan wisatawan mancanegara. Hal tersebut juga berkaitan
dengan strategi pemasaran yang diterapkan. Teknologi informasi dan komunikasi
yang berkembang harus mampu dimanfaatkan secara maksimal dalam mempromosikan
industri pariwisata nasional.
Peluang tersebut ditangkap oleh pemerintah, khususnya
Kementerian Pariwisata yang saat ini gencar melakukan promosi melaui media
sosial instagram. Hal tersebut dapat dikatakan efektif, dikarenakan pada saat
ini wisatawan memiliki kecenderungan untuk mencari objek wisata yang sedang
tren di media sosial serta bagus ketika difoto. Promosi wisata juga erat kaitannya dengan branding atau slogan yang mampu menggambarkan keistimewaan
destinasi wisata di Indonesia. Kita ketahui bersama bahwa Indonesia mengangkat
Pesona Indonesia untuk mempomosikan destinasi-destinasi pariwisatanya. Selain
itu, Wonderful Indonesia digunakan untuk menarik wisatawan mancanegara.
Tantangan lain yang harus dihadapi terkait dengan kepariwisataan yaitu penyediaan
fasilitas penunjang, seperti hotel, transportasi dan restoran. Wisatawan
mancanegara umumnya menginginkan pelayanan yang terbaik. Dengan demikian
tantangan lain adalah tentang cara mengembangkan sumber daya manusia yang
berkompeten dalam industri pariwisata. SDM yang professional sangat penting
mengingat bahwa indsutri pariwisata umumnya merupakan industri jasa yang
bergantung pada kualitas SDM. Hal tersebut terkait dengan kenyamanan pelayanan
yang diberikan kepada wisatawan. Tantangan pengembangan SDM dalam bidang
pariwisata dapat dihadapi dengan pendidikan kepariwisataan, khususnya
sekolah-sekolah yang memang outputnya
adalah SDM yang berkerja di sektor pariwisata, seperti hotel dan restoran.
Disamping itu, kecenderungan wisatawan menentukan kegiatan wisatanya pun
berubah. Dengan meningkatnya kesadaran hak azasi manusia, maka pariwisata
alternative dan pariwisata eko dilihat sebagai suatu instrument untuk mengatasi
dampak negative yang ditimbulkan oleh pariwisata modern (Kodhyat, 1996: 123).
Berdasarkan penuturan Kodhyat tersebut dapat kita tangkap bahwa wisatawan sudah
mulai jenuh dengan kegiatan pariwisata modern seperti ke mall dan tempat
hiburan lainnya. Wisatawan masa kini lebih memilih untuk berwisata ke tempat
yang menawarkan kegiatan yang alami atau back
to nature. Selain itu, banyak yang menyukai untuk mengunjungi desa wisata
dan tinggal bersama warga selama beberapa hari serta melakukan aktivitas
sehari-hari warga setempat. Hal tersebut menjadi tantangan bagi pemerintah
maupun pengusaha bidang pariwisata untuk menyajikan paket wisata yang berbeda.
Pariwisata eko-alternatif, yang dikembangkan dengan
pendekatan secara terpadu dengan sektor-sektor pembangunan lainnya mempunyai
potensi yang sangat besar. Menjadi alat atau instrument untuk menunjang
upaya-upaya pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Sekaligus memelihara kelestarian lingkungan dalam konteks
pembangunan yang berkelanjutan (Kodhyat, 1996: 124).
Pada akhirnya, tantangan masa depan
pariwisata harus dihadapi bersama-sama oleh pemerintah dan pengusaha sektor
pariwisata guna meningkatkan pelayanan dan meningkatkan kunjungan wisatawan.
Selain itu, paket wisata yang saling terkoneksi satu sama lain juga diperlukan
guna meningkatkan kunjungan wisatawan ke objek tertentu, seperti paket wisata
Prambanan-Ratu Boko akan menambah kunjungan ke Ratu Boko, bukan hanya Prambanan
saja yang ramai. Disamping itu pengembangan desa wisata juga diperlukan guna
menghadapi kecenderungan minat wisatawan yang lebih menyukai wisata
eko-alternatif.
DAFTAR
PUSTAKA
Esti.
(2013). Pembangunan Kepariwisataan: Overview, Tantangan, dan Kebijakan
Pembangunan ke
Depan. Jakarta: BAPPENAS. Diakses melalui perpustakaan.bappenas.go.id.
Kodhyat. (1996). Sejarah
Pariwisata dan Perkembangannya di Indonesia.
Jakarta: PT
Gramedia Widiasarana Indonesia.
Cari agent Agent SBOBET ternama???
BalasHapusKlik ====> BOLAVITA
Join GRATIS kawan
Info hub
WA:0812-1495-2061